1) Carilah lingkungan yang baik dan saleh
Syarat utama sebelum membangun rumah adalah mencari lingkungan yang baik dan saleh. Maksudnya, selain aman, tentunya lingkungan yang dipilih adalah lingkungan yang bersih, jauh dari wabah penyakit, jauh dari fitnah (misalnya lingkungan prostitusi) dan dekat dengan fasilitas ibadah (misalnya musala atau pun masjid). Jangan lupa satu hal lagi, tetangga yang baik juga berpengaruh dalam terciptanya sebuah lingkungan yang saleh dan kondusif untuk beribadah.
“Ada empat hal yang meruakan kebahagiaan dunia, yaitu istri yang salihah, rumah yang luas, tetangga yang saleh dan kendaraan yang nyaman.” (HR. Ibnu Hibban)
2) Jauhi hal-hal yang berbau syirik
Jauhi syirik, karena syirik merupakan dosa besar yang tidak akan diampuni oleh Allah. Dalam hal yang bagaimana syirik harus dihindari? Dalam segala hal, bak dari proses perancangan sampai proses akhir. Jangan gunakan dukun atau orang pintar untuk bertanya ini-itu yang berhuungan dengan peruntungan, karier dan lain-lain. Jangan pula memilih elemen-elemen dekorasi yang mengarah kepada kesyirikan. Mengaculah pada elemen dekorasi yang menghiasi masjid, seperti kaligrafi, ukiran-ukiran berbentuk tanaman atau kaca-kaca mozaik yang bertuliskan kaligrafi. Dengan menghindari hal-hal berbau syirik, malaikat pun tak segan untuk memasuki rumah dan mendoakan penghuninya.
3) Rumah yang baik adalah rumah yang cukup
Rumah yang luas merupakan idaman setiap manusia. Nabi Muhammad SAW pun menganjurkan manusia untuk mendesain rumah yang luas. Rumah yang luas merupakan sebuah hadiah yang menyenangkan yang dianugrahkan Allah SWT kepada manusia di dunia. Akan tetapi, rumah yang luas sebaiknya bukanlah rumah yang terlampau mewah dan mahal. Rancanglah secukupnya sesuai dengan kebutuhan si penghuni. Boleh juga menciptakan sebuah ruang pertemuan yang besar agar pemilik rumah dapat menyelenggarakan acara-acara seperti pertemuan RT, pengajian, bahkan resepsi pernikahan. Namun, sekali lagi...jangan sempai berlebihan.
4) Desain yang mahal, rumah yang murah
Kemewahan sebuah arsitektur bukanlah dilihat dari bagus atau tidaknya bangunan itu, melainkan ruang yang ditampilkan. Apakah ruang-ruang tersbeut menarik, memberikan inspirasi bagi penghuninya, dan membuat kita semakin bahagia? Kalau jawabannya ya, dapat dkatakan bangunan rumah tersebut telah mencapai tujuan expensive design, desain yang mewah. Namun, ingat bahwa desain yang “mewah” belum tentu mahal karena material pembentuk ruang sebenarnya bukan hanya material nyata saja (batu, bata, beton, kayu) melainkan juga benda-benda imaterial yang tidak nyata seperti cahaya, udara, tanah, rumput dan air. Bisa saja material yang dipakai adalah material murah bahkan bekas. Namun, karena sudah bercampur dengan imaterial tersebut secara pas, sebuah komposisi ruang yang apik dengan segera akan terbentuk. Untuk itu, yang penting adalah bagaimana mengombinasikan material tersebut dengan elemen-elemen natural tadi. Misalnya, memasukkan cahaya alami ke dalam ruangan dengan jendela atas yang di komposisikan menjadi suatu bentuk. Dapat juga memasukan elemen seperti air hujan yang mengalir ke dinding ruang keluarga dengan menggunakan bagian plafon yang dilubangi.
5) Sediakan taman buah yang asri
“Kedua surga itu mempunyai pohon-pohonan dan buah-buahan. Maka nikmat Tuhanmu yang manakah yang kamu dustakan?” (QS. Ar-Rahman : 48-49)
Allah swt telah menggambarkan surga sebagai tempat tingga masa depan manusia mukmin dengan memberikannya pohon-pohon peneduh dan buah-buahan yang mudah dijangkau, nikmat dan tidak pernah busuk. Bahkan dalam sebuah riwayat, Ibnu Abas berkata, “diantara penghuni surga da yang rindu dengan hiburan dunia, lalu Allah mengutus angin dan menggerak-gerakkan pohon, kemudian pohon tersebut memberikan semua hiburan yang pernah ada di dunia.”
Salah satu konsep yang dapat dijadikan sebagai kiat dalam proses perancangan sebuah rumah yang asri, nyaman dan indah adalah konsep taman surga. Perlu diketahui pula, selain konsep air mancur dan kolam, konsep taman juga awalnya dikenalkan oleh para ilmuan muslim masa lampau dengan arsitektur kota mereka yang indah seperti terlihat pada Istana Al-Hambra di Andalusia.
6) Optimalkan cahaya dan udara alami untuk menghemat energi
Sebagaimana telah diketahui bahwa Indonesia juga sedang mengalami krisis listrik. Banyak terjadi pemadaman bergilir di beberapa daerah termasuk Ibu Kota Jakarta pun pernah mengalaminya. Oleh karena itu, penghematan energi dengan cara sederhana perlu dilakukan sebaik-baiknya dengan mengoptimalkan potensi alam Indonesia (cahaya matarahari dan angin yang banyak). Proses penerjemahan selanjutnya adalah dengan memberi bukan pada jendela yang cukup besar untuk dilalui angin dan cahaya alami.
Jika lebar bangunan terlalu besar, jangan lupa untuk memberi void pada lantai dua atau bahkan taman dalam rumah yang terbuka. Dengan demikian, angin yang berdungsi mengurangi kelembapan dan cahaya matahari dapat masuk dengan mudah. Jangan lupakan pula kanopi peneduh pada bagian jendela atau pintu yang terbuka begitu lebar, apalagi pada bagian yang menghadap barat. Selain fungsinya adalah pemberi bayang-bayang, kanopi juga berfungsi sebagai penahan termpias air hujan.
7) Go Green! Saatnya peduli lingkungan
Selain globar warming, permasalaan lingkungan yang paling sering terdengar di telinga masyarakat adalah sampah. Peduli permasalahan sampah yang dimulai dari keluarga sendiri adalah cara yang paling sederhana yang dapat dilakukan untuk menyelesaikan atau setidaknya mengurangi permasalahan lingkungan yang kerap dihadapi saat ini. Sampah sudah seharusnya menjadi tanggung jawab setiap penghuni rumah di suatu lingkungan. Sampah nantinya akan menjadi biang segara macam penyakit. Oleh karena itu, setiap penghuni rumah harus peduli terhadap problem sampah ini.
Dengan tidak membakar sampah yang dapat menyebabkan polusi udara yang dapat mengganggu kesehatan tetangga dan juga merupakan salah satu penyebab globar warming. Lalu, pisahkanlah sampah organik dan sampah non-organik. Lalu, untuk sampah air coba pakai sistem Waste Water Garden (WWG).
8) Rancang rumah sederhana, indah dan menyatu dengan lingkungan
Rumah terdiri atas beberapa ruang yang sudah direncanakan pemiliknya. Di ruang-ruang tersebut manusia hidup di dalamnya, beraktivitas dan beraktualisasi. Namun sebaiknya ruang-ruang dalam rumah pun bersifat inspiratif sehingga rumah tidak selalu bersifat sebagai tempat berlindung saja. Selain itu, rumah tidak juga melulu berbicara mengenai ruang saja. Sebagai bagian dari arsitektu, rumah juga berbicara masalah harmonisasi dengan alam, terlihat serasi dengan lingkungan sekitar dan hidup berdampingan secara selaras dengan rumah para tetangga yang memiliki berbagai macam latar belakang. Dalam hal inilah rumah baru memasukkan unsur eksterior ataupun fasad bangunan.
Setiap orang menginginkan rumah yang bagus, indah dan setiap dipandang mata, baik dari segi interior maupun eksteriornya. Hanya perlu di garis bawahi, kata “indah” tidak selalu diterjemahkan menjadi kata “mahal”. Sementara kata “bagus” bisa saja berdampingan degan kata “sederhana”. Jadi, untuk mencipatakan sesuatu yang bagus dan indah, tidak selalu mahal.
9) Sadari bahwa pembanu juga manusia
Dalam rumah tangga islam, peran pembantu (khadimat) menjadi begitu penting. Terutama dalam membantu mengurusi pekerjaan-pekerjaan rumah tangga. Terlebih lagi kalau wanita karier yang besar waktunya dihabiskan di kantor. Kalau sudah begini, pembantu rumah tangga merupakan penyelamat dari keberlangsungan kehidupan rumah tangga di dalam rumah tersebut. Akan tetapi, hak pembantu rumah tangga terkadang kurang diperhatikan, khususnya untuk hak berkehidupan di dalam rumah yang ia layani. Kelemahan-kelemahan desain rumah tinggal dewasa ini menunjukkan hal demikian. Salah satunya dengan tidak memanusiakan seorang pembantu rumah tangga dengan tidak memberikannya runag bergerak dan istirahat yang cukup.
10) Lakukan dialog dengan rumah
Rumah memang benda mati, tetapi ia memiliki jiwa. Jiwa penghunilah yang menghidupkan rumah tersebut. Jangan sampai rumah “mati” karena jiwa penghuni yang kurang hangat dalam beribadah kepada-Nya. Hidupkanlah aktivitas surgawi di dalam rumah karena menurut Rasulullah, rumah yang tidak diisi dengan kegiatan ibadah kepada Allah swt sama saja dengan kuburan. Untuk itu, jangan tinggalkan aktivitas ibadah baik individu maupun berjamaah di dalam rumah.
Dialog dengan rumah juga berarti berusaha secara penuh dalam kebersihan dan kenyamanan rumah. Taman yang sudah di tumbuhi rumput-rumput liar sebaiknya dibersihkan. Kolam yang sudah kotor dan penuh dengan lumut sebaiknya juga dibersihkan karena bisa jadi kalau tidak dibersihkan akan menjadi sarang penyakit (misalnya demam berdarah). Pohon-pohon yang sudah tumbuh liar cabang maupun batangnya sebaiknya dirapikan agar tumbuhannya tetap baik dan suatu waktu tidak dapat ambruk karena angin kencang yang akhirnya dapat menimpa rumah dan menghancurkannya. Beginilah cara berdialog dengan rumah. Kebersihan jiwa sebuah rumah bergantung pada kebersihan jiwa penghuninya.
Sumber: Buku Rumah Nuansa Islami oleh Anjar Primasetra